Jumat, 10 Juli 2009

Indonesia Menang di Kompetisi Software Dunia

Jumat, 10/07/2009 17:25 WIB
Kalahkan Brasil
Indonesia Menang di Kompetisi Software Dunia
Wicak Hidayat - detikinet

Tim Big Bang (dok. Microsoft)
Jakarta - Tim Big Bang dari Institut Teknologi Bandung mengharumkan nama Indonesia di Kairo, Mesir. Kemenangan diraih tim yang membawa aplikasi bernama MOSES itu.

Seperti dikemukakan dalam keterangan tertulis yang diterima detikINET, Jumat (10/7/2009), Tim Big Bang sukses meraih kemenangan dalam kategori Mobile Device Award dalam Imagine Cup 2009.

Di posisi selanjutnya, dalam kategori yang sama, terdapat tim dari Brasil dan Kroasia. Imagine Cup merupakan kompetisi piranti lunak tingkat dunia yang diselenggarakan oleh Microsoft.

Tim Big Bang terdiri dari David Samuel, Dody Dharma, Dominikus Damas Putranto dan Samuel Simon. Mereka menang dengan proyek bertajuk MOSES (Malaria Observation System and Endemic Surveillance).

Aplikasi MOSES menggabungkan teknologi client runtime dengan aplikasi di PDA untuk melakukan diagnosa dan analisis terhadap pasien yang diduga terkena malaria secara cepat. Solusi ini diharapkan dapat membantu masyarakat yang berada di daerah terpencil agar dapat memperoleh pelayanan kesehatan secara cepat dan tepat.

Salah satu yang menarik, Big Bang membuat tokoh digital (avatar) bernama Marceline yang akan membantu petugas kesehatan dalam diagnosa. Marceline akan bertanya pada pasien beberapa hal terkait malaria, kemudian jawaban pasien akan diolah dengan teknologi voice recognition. ( wsh / ash)

Kamis, 09 Juli 2009

Dosen Undip Temukan Sistem Pengering Sangat Efisien

Eddi Santosa - detikNews

Proses pengeringan bahan pangan dan obat sangat umum digunakan sebelum didistribusikan sampai ke konsumen. Namun proses ini sangat boros, menyita sebagian besar penggunaan energi dalam industri.

Seiring dengan semakin mahalnya energi fosil saat ini, kenaikan emisi karbon bumi serta perubahan iklim dunia, maka proses pengeringan juga menjadi semakin tidak efisien, mahal dan menekan industri menjadi megap-megap mencari terobosan.

Karena itu temuan dosen Universitas Diponegoro Mohamad Djaeni berupa sistem pengering adsorpsi dengan zeolite untuk produk bahan pangan dan tanaman obat, disambut gegap gempita dunia industri di Belanda.

Hasil riset Djaeni, yang menempuh Phd di Universitas Wageningen dengan promotor Dr.ir. A.J.B. van Boxtel, Prof. Dr. J.P.M. Sanders dan Prof. Dr. ir. G. van Straten, dikualifikasikan di Belanda sebagai sebuah terobosan dan inovasi di bidang teknologi pengeringan.

Sistem pengering adsorpsi dengan zeolite ini menjadi alternatif untuk mereduksi konsumsi energi, terutama untuk industri bahan pangan maupun obat yang memerlukan proses pengeringan dengan temperatur rendah hingga menengah.

Keunggulan lain dari temuan Djaeni ini adalah transfer air dalam sistem pengeringan menjadi jauh lebih baik dan kualitas serta kemurnian produk bisa sangat terjaga.

Selain itu sistem pengering ini juga ramah lingkungan, sesuatu yang sangat diperlukan umat manusia untuk menjamin keberlanjutan planet bumi demi anak cucu kelak.

Rabu, 08 Juli 2009

Soal Paling Sulit adalah Matematika

MAKASSAR, TRIBUN - Seleksi penerimaan siswa baru SMA di Makassar berlangsung serentak, Kamis (9/7). Sampai saat ini ujian berlangsung tertib.

"Soal matematika tentang koordinat itu yang paling susah. Saya pernah mempelajarinya tapi tidak begitu menguasainya," kata Fira, alumni SMP 30 BTP Makassar, yang mendaftar di SMA 21 Makassar.

Bahan ujian hari pertama yakni Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, dan IPA terpadu. Ada 60 soal yang diujiankan. Khusus di SMA 21, ada 784 orang pendaftar.

berita ini didapat dari tribun-timur.com

Rabu, 01 Juli 2009

Gaby, Peraih Nilai tertinggi UN SMP di Makassar

Pagi Sekolah, Siang Kursus



DISIPLIN, tanggung jawab, dan kejujuran. Inilah Gaby memperoleh nilai tertinggi, 38,65, dalam ujian nasional SMP tahun ini. Isinya Siswi kelahiran 17 Juni 1995 ini kemudian menunjuk salah trofi yang ada di dalam lemari itu. "Trofi ini kita dapatkan waktu ikut lomba dulu," kata Gaby sembari menunjuk trofi berkaki empat setinggi sekira satu meter, 29 Juni 2009.

Seorang teman Gaby bernama Williem mengaku senang bisa mengenal sosok Gaby. Menurut dia, Gaby adalah siswa yang rajin, bersahabat, disiplin, dan senang berdiskusi tentang pelajaran. "Dia orangnya baik kepada teman. Tidak sombong," kata Williem.

Hal serupa juga diungkap Wakil Kepala SMP Katolik Rajawali Bidang Sarana dan Prasarana, Paulus Duapadang. Menurut dia, potensi Gaby telah tampak sejak masih duduk di bangku Sekolah Dasar Katolik St Joseph Rajawali.

Prestasi saat SD itu di antaranya, pada 2006 lalu, memperoleh medali perak OSN matematika tingkat SD, 1st Prize Winner Assean Quiz, serta Assean School Tour Makassar-Indonesia.

Ketika melanjutkan pendidikan ke tingkat SMP pada 2007 lalu Gaby kembali menunjukan kebolehannya. Dia meraih juara 1 Mathematics Event Unhas, juara Logoc 17 pada 2008, juara dua Olimpiade Matematika Tingkat Makassar, dan siswa teladan tingkat Sulsel. Tahun 2009 menjadi juara dua Matematic Event di Unhas.

Meski dengan segudang prestasi, anak pasangan Max Kembuan dan Meiske Rovani ini tidak membuatnya sombong. "Kami sebagai orangtua memang mengajarkan kepada anak agar tetap rendah hati," kata Max Kembuan, orangtua Gaby.

Bagaimana metode belajar Gaby? Ibu Gaby, Meiske, mengatakan, anaknya tidak pernah dipaksa belajar. Memiliki kesadaran sendiri dalam belajar. Kesadaran itu muncul karena Gaby memang punya cita-cita tinggi. "Setiap saya tanya, dia (Gaby, red) bilang mau jadi dokter," kata Meiske.

Gaby juga rajin mengikuti berbagai kursus. Terutama kursus Bahasa Inggris, dan Matematika. "Barangkali ini yang membuat hasil ujian nasional anak ini memperoleh angka sepuluh mata pelajaran Matematika dan Bahasa Inggris," jelas Mieske.

Aktivitas Gaby cukup ketat. Pagi sekolah, siang kursus. Sedangkan malam digunakan untuk mengulang pelajaran. Kadang berdiskusi dengan guru privat atau kakaknya yang sudah kuliah. "Tapi liburan juga penting. Otak juga harus istirahat," ujar Meiske. (*)