Senin, 22 Februari 2010
Psikolog: Efektif Bila Diberikan Sanksi yang Mendidik
Dirazianya pelajar yang mengenakan seragam sekolah di warnet-warnet oleh Satpol PP dan Dinas Pendidikan Kota Bandung dinilai psikolog Teddy Hidayat sebagai suatu langkah tepat. Namun dengan catatan penyelenggara razia harus menetapkan sanksi yang mendidik bagi mereka yang terjaring.
"Saya setuju dengan razia ini. Karena mereka seharusnya ada di sekolah pada saat jam sekolah," jelas Teddy saat berbincang dengan detikbandung melalui ponselnya, Senin (22/2/2010).
Tetapi, kata Teddy, razia tersebut harus ditindaklanjuti dengan sanksi yang mendidik. Contohnya, tutur dia, seperti kerja bakti di sekolah selama satu minggu. Atau membersihkan WC selama satu jam setiap pulang sekolah.
"Jadi ada sanksi sosialnya. Bukan sekadar razia saja dan setelah itu datanya diserahkan ke sekolah," tutur Teddy.
Teddy juga menekankan jika razia ini bertujuan untuk menegakkan kedisiplinan para pelajar, Satpol PP dan Disdik harus konsisten dan tidak pilih-pilih.
"Kalau memang untuk penegakan disiplin, tentu pihak-pihak terkait harus konsisten dan tidak pilih-pilih. Entah itu warnetnya atau siswanya ya kalau memang salah tindakannya harus tegas," terangnya.
Ia menambahkan, tempat mengakses internet yang paling ideal bagi para pelajar adalah sekolah. "Sekolah harusnya menyediakan. Guru jelas bisa menjadi pengawas dan tidak lagi was-was siswanya mengakses situs yang tidak baik," imbuhnya
Namun begitu, Teddy tidak mengelak jika banyak pelajar yang menjadikan warnet sebagai tujuan ketika pulang sekolah. Secara psikologis hal tersebut wajar. Sebab, tambah Teddy, pelajar butuh mencari informasi.
"Di rumah belum tentu ada internet. Nah, di sini siswa harus ditanamkan kedisiplinan dalam menggunakan internet. Kapan dia bisa mengakses situs yang sifatnya hiburan atau kapan dia harus menggunakan internet seefektif mungkin. Semisal untuk mencari materi tugasnya," tuturnya.
(dip/bbn)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar