Senin, 26 April 2010

Potret Pasca Kelulusan Dikalangan Siswa SMA

Setiap tahun ada siswa yang dinyatakan lulus UAN, ada pula yang tidak lulus. Yang paling populer dikalangan siswa adalah ketika mereka dinyatakan lulus, luapan rasa bangga dan kebahagiaan itu diwarnai dengan aksi coret-coretan baju sekolah. Hal ini telah membudaya dikalangan anak sekolah, meluapkan rasa gembira dengan mencoret seragam sekolah mereka yang sebenarnya masih bisa digunakan.

Hampir sebagian besar siswa di Indonesia, melakukan ini dan menjadikannya sebagai tradisi turun-temurun. Bila diperhatikan lebih jauh, dan dipikirkan secara rasional, semestinya hal semacam ini tidak perlu dilakukan, karena dapat menimbulkan kerugian. Mengapa saya katakan menimbulkan kerugian? Saya punya alasannya, jika seragam sekolah dirusak hanya karena luapan kegembiraan, itu bukan bukan alasan, karena pakaian seragam sekolah adalah simbol siswa dan lembaga pendidikan, mencoret seraan sekolah sama saja mencoret nama baik sekolah, karena sekolah kebanggaannya tertulis disetiap seragam siswa, setiap siswa adalah orang terpelajar, karena itu mencoret seragam sekolah hingga merusaknya bukan contoh prilaku sebagai orang pelajar melaimkan preman, secara finansial, meski mampu membelinya tetapi juga tetap merigikan, karena biaya pakaian, dan jahitannya cukup mahal.

Tidak hanya itu, tindakan aksi mencoret seragam sekolah adalah tindakan yang tidak manusiawi, dan cenderung mengarah kearah negatif, karena bisa saja menimbulkan efek yang tidak sesuai norma seorang terdidik. Saya melihat kejadian ini didaerah saya sendiri, ketika siswa dibeberapa sekolah dinyatakan lulus, maka siswa yang lulus ini melakukan aksi coret seragam sekolah, ditambah lagi aksi lempar minyak oli dan sebagainya yang dapat mengotori seragam sekolah.

Hal ini merupakan tindakan yang sama sekali tidak mencerminkan bahwa mereka yang lulus itu adalah orang yang memiliki prestasi dalam bidang akhlak. Kebiasaana ini menunjukkan akan ada bibit premanisme baru dalam lingkungan pergaulan remaja, mengapa saya katakan menjunjukkan akan adanya bibit premanisme? Kadang tanpa tidak disadari, aksi coret-ocretan dapat merambat ke aksi konfoi yang mengganggu pengguna jalan, dan memancing bentrok antar pengguna jalan, jika ini dibiarkan maka secara pasti menimbulkan perkelahian dan merusak arus lalu lintas.

Tidak hanya itu, saya baru saja menyaksikan aksi kelulusan, beberapa siswa berkumpul disetiap perempatan, mereka melempari kotoran, bahan bakar oli dan solar, air selokan, telur busuk, kepada siswa yang melewati tempat mereka. Hal ini sempat mengundang amarah pengguna jalan, karena ketika salah seorang siswa melintas dihadapan mereka, siswa yang ada diperempatan itu melemparkan berbagai macam bahan yang telah mereka siapkan.

AKibatnya, bukan teman mereka yang dilempari, melainkan pengendara beroda empat, kotoran mengenai badan mobil pengendara, air selokan, telur busuk, mengenai pengemudi, dan oli/solar menegenai ban mobil. AKibat kejadian ini, pemilik mobil naik pitam, turun dari mobil dan langsung melampiaskan kemarahannya kepada siswa yang berkumpul diperempatan itu.

Aksi anarkis pun terjadi, pengemudi mobil turun dan menampar keras anak-anak itu, bahkan tak tanggung-tanggung pemilik mobil itu melayangkan bogem mentahnya kepada salah seorang siswa yang dianggap memimpin aksi mereka. Sehingga siswa itu pun berlalu pergi meninggalkan lokasi perempatan sebelum warga sekitar berkumpul dan hendak mengusir mereka.

Ini sungguh melanggar kebenaran dan pendidkan yang diajarkan disekolah, bahwa siswa pada akhirnya menjadi buruk prilaku, hanya karena terlalu gembira karena dinyatakan lulus.

Pikirkan kembali apakah kelulusan itu diraih dengan perjuangan yang baik? Jika benar, untuk apa harus merusak corak almamater itu sendiri. Sekalipun bukan lagi sebagai siswa, tapi paling tidak tetap menghargai lembaga yang meluluskan Anda.

Daripada dirusak, dicoret, dilumuri berbagai macam partikel yang menodai kwalitas pakaian almamater Anda, baiknya berikanlah kepada mereka yang membutuhkan. Itu akan membuat Anda menjadi anak yang lebih baik.

Sabtu, 27 Maret 2010

Foto Steve Jobs dan CEO Google Tuai Spekulasi


Foto yang menggambarkan 2 dedengkot teknologi Steve Jobs dan Eric Schmidt, CEO Google sedang 'berduaan', menuai banyak tanda tanya setelah beredar di internet. Apa yang mereka lakukan?

Foto keduanya tertangkap kamera seorang fotografer amatir. Foto tersebut kemudian dikirim ke salah satu media teknologi, Gizmodo. Terlihat dalam gambar, pendiri Apple, Steve Jobs sedang berbincang dengan Eric Schmidt di sebuah kedai kopi di Palo Alto, California.

Tentu saja rekam visual tersebut menuai banyak pertanyaan, salah satunya ialah mengenai apa yang mereka bicarakan di sana. Dikutip detikINET dari The Register, Minggu (28/3/2010), sebuah laporan mengatakan bahwa Schimdt lebih banyak diam dan mendengarkan Jobs yang mendominasi perbincangan.

"Mereka akan segera melihat semuanya, jadi siapa yang peduli tentang bagaimana cara mendapatkannya?" demikian pertanyaan yang sempat keluar dari mulut Jobs.

Dan inilah pertanyaan besarnya, siapakah yang dimaksud dengan 'mereka' dan merujuk pada apakah 'nya' (mendapatkannya) itu?. Apakah 'mereka' mengarah pada konsumen? Kedua sosok itu tentu saja menarik perhatian publik mengingat mereka sempat diberitakan tidak akur akibat kemunculan ponsel berbasis Android dari Google.

Sayang sekali, saat kerumunan mulai terjadi di tempat pertemuan Jobs-Schmidt, merekapun beranjak dari situ, meninggalkan pertanyaan yang belum terjawab. "Mari kita pergi ke tempat yang lebih private untuk membicarakan ini," tandas Jobs. ( sha / faw )

Selasa, 23 Maret 2010

Guru SMP di Jeneponto Tusuk Mata Muridnya


Tribun - Nahas nian nasib M Khadapi (12). Pelajar SMP Tamalatea, Jeneponto, ini terpaksa menjalani perawatan intensif RS Bhayangkara, Mappaouddang, Makassar, setelah mata kirinya ditusuk kayu. Penusuknya diduga gurunya sendiri, Hs (57).

Sampai ini Khadapi masih terbaring di kamar 13, Ruangan Elang, RS Mappaouddang. Perban menempel di mata kirinya yang dinyatakan rusak akibat tusukan. Sementara Hs harus menjalani pemeriksaan polisi akibat tindakannya itu.
Peristiwa terjadi pada Selasa (23/3). Kasus ini berawal saat korban bermain bola yang terbuat dari kertas di kelasnya bersama empat rekannya pada jam istrihat, sekitar pukul 11.00 wita, Senin (22/3) lalu.
Empat rekan korban itu adalah Wawan, Fajrin, Riswan, dan Nadi. Tak berselang lama, Hs yang juga istri dari Kepala SMP Tamalatea, BK, masuk ke dalam kelas dan marah akibat tindakan lima siswa itu. Ia pun menghukum mereka.
"Kami berlima ditempeleng. Setelah itu kepala saya dibenturkan ke papan tulis," jelas Khadapi yang didampingi sejumlah keluarganya di RS. Hs lalu mengambil kayu dan memukulkannya ke tubuh lima siswa yang dianggap nakal ini.
"Saya menangkis pukulannya Pak. Dia (Hs) lalu menusuk mata saya dengan kayu asam. Setelah itu saya tidak ingat apa-apa lagi," kata Khadapi dengan sesekali memegang matanya akibat rasa nyeri.
Setelah siuman, korban langsung pulang ke rumahnya di Jl Lanto Dg Pasewang, Taman Roya Utara. Samsiar (42), ibu kandung korban, yang mendapati anaknya pulang lebih awal kemudian menegurnya. Khadapi menjawab teguran itu dengan erangan kesakitan.
Samsiar terkejut mendapati luka serius di mata kiri anaknya. "Mata saya ditusuk guru," ujar Samsiar meniru ucapan anaknya sesaat setelah kejadian. Tak lama kemudian Samsiar pun melapor di Polsek Tamalatea.
Usai melapor, Samsiarpun melarikan anaknya di ke Medical Center di Jl Ratulangi Makassar. "Menurut dokter di sana, anak ini harus menjalani opname, dan setelah itu kami dirujuk ke RS Bhayangkara," Lanjut Sasiar.
Korban juga mengatakan beberapa saat setelah kejadian, mata kirinya sudah tidak bisa difungsikan lagi. "Semuanya hitam Pak, saya tidak bisa melihat lagi kalau mata kanan saya ditutup," jelasnya.(ali)

Kamis, 11 Maret 2010

Jangan Panik Jika Anak Belum Bisa Membaca

img
Jakarta, Orangtua sering khawatir jika melihat buah hatinya belum mahir membaca meskipun sudah masuk sekolah taman kanak-kanak. Jangan panik dulu karena belajar membaca adalah proses yang membutuhkan waktu bertahun-tahun. Kenali tahapan dasar anak belajar membaca.

Setiap anak memiliki kecepatan membaca yang berbeda-beda, karena membaca adalah sebuah keterampilan yang diasah melalui beberapa tahapan dan proses yang berkelanjutan.

Kemampuan membaca juga bisa mempengaruhi kemampuannya menulis karena itu orangtua dan guru harus memahami bahwa kemampuan membaca dan menulis membutuhkan sebuah proses.

Seperti dikutip dari Babycenter, Jumat (12/3/2010) ada empat tahapan yang biasa dilalui anak-anak dalam proses belajar membacanya, yaitu:

Tahapan anak pra-membaca

  1. Anak suka memainkan buku seperti layaknya mainan lain dan belum mengerti bahwa buku tersebut mengandung cerita.
  2. Tertarik dengan warna-warna cerah dan ilustrasi yang ditemukan dalam buku tersebut, tapi tidak memahami bahwa gambar tersebut mengandung cerita.
  3. Anak suka mendengarkan cerita yang dibacakan oleh orang lain sambil melihat gambar-gambar di buku.
  4. Belum dapat mengidentifikasi kata-kata atau huruf yang ada di dalam buku.
  5. Tahapan ini terjadi pada anak usia 2-4 tahun.

Tahapan anak mulai membaca

  1. Anak sudah dapat mengenal setiap huruf yang ada, tapi belum terlalu mahir merangkainya menjadi satu kata.
  2. Membutuhkan gambar pada setiap halaman untuk membantunya bercerita.
  3. Menghapal isi buku cerita dan mencoba untuk membacanya lagi dan lagi.
  4. Membaca dengan suara yang keras tapi tidak menunjukkan ekspresi serta tidak berhenti untuk tanda baca tertentu.
  5. Tahapan ini terjadi pada anak usia 4-6 tahun.

Tahapan intermediate (menengah) membaca

  1. Menggunakan gambar sebagai petunjuk dari sisa-sisa kalimat untuk memahami cerita.
  2. Membacanya sudah lancar dan hanya ditemukan beberapa kesalahan saja.
  3. Dapat menjawab pertanyaan sederhana berdasarkan cerita tersebut.
  4. Membaca dengan keras dan terkadang ekspresif serta memiliki jeda untuk beberapa tanda baca yang ada.
  5. Tahapan ini terjadi pada anak usia 6-8 tahun.

Tahapan mahir membaca

  1. Dapat membaca dengan lancar dan memahami sebagian besar atau keseluruhan cerita.
  2. Dapat menikmati sebuah buku meskipun tanpa ada gambar.
  3. Dapat menjawab berbagai pertanyaan mengenai materi atau perasaan dan pikiran tokoh cerita.
  4. Dibaca dengan suara keras dan penuh eskpresif serta memahami penuh segala bentuk tanda baca.
  5. Tahapan ini terjadi pada anak usia 8 tahun ke atas.
(ver/ir)

Senin, 22 Februari 2010

Psikolog: Efektif Bila Diberikan Sanksi yang Mendidik


Dirazianya pelajar yang mengenakan seragam sekolah di warnet-warnet oleh Satpol PP dan Dinas Pendidikan Kota Bandung dinilai psikolog Teddy Hidayat sebagai suatu langkah tepat. Namun dengan catatan penyelenggara razia harus menetapkan sanksi yang mendidik bagi mereka yang terjaring.

"Saya setuju dengan razia ini. Karena mereka seharusnya ada di sekolah pada saat jam sekolah," jelas Teddy saat berbincang dengan detikbandung melalui ponselnya, Senin (22/2/2010).

Tetapi, kata Teddy, razia tersebut harus ditindaklanjuti dengan sanksi yang mendidik. Contohnya, tutur dia, seperti kerja bakti di sekolah selama satu minggu. Atau membersihkan WC selama satu jam setiap pulang sekolah.

"Jadi ada sanksi sosialnya. Bukan sekadar razia saja dan setelah itu datanya diserahkan ke sekolah," tutur Teddy.

Teddy juga menekankan jika razia ini bertujuan untuk menegakkan kedisiplinan para pelajar, Satpol PP dan Disdik harus konsisten dan tidak pilih-pilih.

"Kalau memang untuk penegakan disiplin, tentu pihak-pihak terkait harus konsisten dan tidak pilih-pilih. Entah itu warnetnya atau siswanya ya kalau memang salah tindakannya harus tegas," terangnya.

Ia menambahkan, tempat mengakses internet yang paling ideal bagi para pelajar adalah sekolah. "Sekolah harusnya menyediakan. Guru jelas bisa menjadi pengawas dan tidak lagi was-was siswanya mengakses situs yang tidak baik," imbuhnya

Namun begitu, Teddy tidak mengelak jika banyak pelajar yang menjadikan warnet sebagai tujuan ketika pulang sekolah. Secara psikologis hal tersebut wajar. Sebab, tambah Teddy, pelajar butuh mencari informasi.

"Di rumah belum tentu ada internet. Nah, di sini siswa harus ditanamkan kedisiplinan dalam menggunakan internet. Kapan dia bisa mengakses situs yang sifatnya hiburan atau kapan dia harus menggunakan internet seefektif mungkin. Semisal untuk mencari materi tugasnya," tuturnya.

(dip/bbn)

Kamis, 11 Februari 2010

Guru Melacur Demi Siswa Sekolahnya

Hal ini mungkin cuma sebuah cerita belaka..., namun patut untuk di selami...
ini dia ceritanya

tinggal di desa kecil di propinsi Gan Shu. Awalnya dia bukan pelacur. Setiap penduduk di desa tersebut tidak mengerti kenapa seorang gadis secantik Xia yang mempunya paras tubuh yang indah dan rupa yang menawan tidak melakukan seperti gadis gadis lain nya.

Photo for Kisah Guru Yang Paling Mulia
Kisah Guru Yang Paling Mulia

Karena Xia menolak akan hal ini, ayah nya Xia selalu menghukum dia.Suatu hari Xia mendengar bahwa sebuah sekolah di desa membutuhkan jasa seorang guru Xia langsung dengan sukarela menjadi seorang guru dengan tanpa imbalan.

Spoiler for Baca Kisah Selengkapnya Seorang Guru Mulai:
Pas hari pertama Xia masuk ke sekolah menjadi seorang guru, setiap murid kaget dan terpukau akan kecantikan guru baru mereka Sejak saat itu Kelas selalu menjadi penuh dengan canda tawa setiap murid. Kelas mereka lebih layak untuk di sebut sebagai tempat penampungan daripada bangku bangku sekolah yang normal. Dalam kondisi kelas yang sekarat ini, Xia mengajarkan beribu ribu kata kata chinese dan pengetahuan laennya kepada murid murid nya Suatu hari badai besar menghancurkan kelas mereka semua murid tidak bisa melanjutkan pendidikannya. Lalu kepala sekolah datang ke kota untuk merundingkan hal tersebut dengan walikota yang mengurus budget bagian pendidikan agar memberikan sumbangan uang utk membetulkan sekolah mereka akan kepala sekolah kembali dengan tangan kosong. Kepala sekolah mengatakan kepada Xia bahwa walikota akan memberikan uang kalo hanya Xia yang datang kepada dia dan meminta uang kepadanya secara personal, Xia yang tidak pernah keluar dari desa dan meninggalkan rumah nya dan tidak pernah bertemu dengan walikota sebelumnya, telah memutuskan untuk berangkat dari rumah untuk mengunjungi sang walikota. Sebelumnya Xia kwatir kalo kunjungan dia akan mengacaukan suasana, akan tetapi dia tetep memutuskan pergi demi murid murid nya.

Xia berjalan lebih dari 10 kilo untuk ke kantor sang walikota setelah sampai, Xia duduk di depan kantor yang bagus di ruangan sang walikota. Setiba nya di kantor, sang walikota menyambut kedatangan Xia dengan sepasang mata pemburu yang haus akan Xia dan mununjukan tangannya ke sebuah ruangan dan mengatakan “Uang kamu ada di kamar tersebut… kalau kamu mau, kamu ikuti aku” Xia melihat sebuah ruangan dengan ranjang yang besar, ranjang tersebut lah yang telah merenggut keperawanan Xia, Sang walikota telah memperkosa Xia. Darah segar dari keperawannan nya telah meninggalkan bekas dan jejak di sprei darah merah tersebut menjadi lebih merah daripada warna bendera national China. Xia tidak menangis sedikit pun yang ada di pikiran nya adalah berpuluh puluh mata murid murid nya yang akan kecewa kalo tidak ada kelas buat mereka belajar.

Setelah itu Xia bergegas balik ke rumah yang gelap dan tidak memberi tahu kepada seorang pun tentang kejadian tersebut. Hari berikutnya, para penduduk membeli kayu dan membetulkan kondisi kelas. Akan tetapi kala ada hujan yang deras, kelas tersebut tetap tidak bisa di gunakan. Xia mengatakan kepada murid muridnya bahwa walikota akan membangun sebuah sekolah yang bagus buat mereka. Dalam kurang lebih 6 bulan, kepala sekolah mengunjungi walikota 10x akan tetapi tetep tidak diberikan dana yang dijanjikan kepada mereka. Hanya walikota lah yang tau apa yang telah terjadi pada Xia akan tetapi tidak bisa berbuat banyak tentang itu.

Pada saat semester baru berganti, banyak murid yang tidak bisa melanjutkan sekolah nya karena biaya dan mereka harus membantu orang tua nya untuk bekerja… Jumlah murid nya berkurang dan bekurang. Xia sangat sedih akan kondisi seperti itu. Ketika Xia mengetahui bahwa harapan murid muridnya telah hilang bagaikan asap. Dia lalu kembali ke kamarnya. Xia membuka bajunya, dan melihat tubuh telanjangnya di depan cermin. Xia bersumpah akan memakai tubuhnya yang indah untuk mewujudkan impian dari murid muridnya untuk bisa kembali sekolah… Xia tau semua gadis dari desa bekerja sebagai pelacur di kota untuk mencari uang dan itu cara yang gampang untuk dia untuk mendapatkan uang. Dia membersihkan dirinya dan mengucapakan selamat tingal kepada kepala sekolah, ayah dan sekolah…

Dia mengikat rambut nya dengan kuncir dua dan berjalan menuju kota. Ketika dia berangkat ke kota, ayahnya tersenyum bangga akan tetapi kepala sekolah menangis sedih akan pilihan yang Xia lakukan….Di dalam glamor kehidupan kota, Xia tidak senang sama sekali dia menderita, dalam benak pikirannya, hanya ada sebuah kelas yang hancur dan keprihatian dan kesedihan dan kekecewaan expressi dari murid muridnya…. Xia masuk ke buat salon, berbaring di ranjang yang kotor dan menderita kerja kotor yang kedua di dunia percabulan… Malam itu di dalam diary nya Xia menulis “Sang walikota tidak bisa di bandingakan dengan tamu pertama nya lebih parah dan lebih kejam akan tetapi paling tidak tamu nya telah membayar dan memberi uang”

Xia mengirimkan semua uang penghasilannya kepada kepala sekolah dengan mengirit irit biaya untuk hidup nya dengan harapan bisa mengirim lebih banyak lagi ke kepala sekolah. Sang kepala sekolah menerima uang tersebut dan mengikuti untuk menggunakan uang utk membangun sekolah… Ketika setiap orang yang menanyakan sumber uang tersebut, sang kepala sekolah hanya menjawab bahwa di dapat dari donasi dari organisasi social. Akan tetapi seiring waktu, penduduk mengetahui bahwa sumber dana dari seorang mantan guru yang bernama Xia. Banyak reporters yang ingin meliputi berita ini akan tetapi di tolak oleh Xia dengan alasan bahwa dia hanya seorang pelacur biasa.Dengan uang tersebut, sekolah telah berubah drastis…Bulan pertama, ada papan tulis baru…Bulan ke dua, ada bangku kayu dan bangku…Bulan ke tiga, setiap murid mempunyai buku masing masing. Bulan ke empat, setiap murid mempunya dasi masing masing. Bulan ke lima, tidak ada seorang murid pun yang datang ke sekolah tanpa alas kaki.

Bulan ke enam, Xia kembali mengunjungi sekolah Xia disambut dengan gembira dan para murid menyapa”Guru, kamu telah kembali guru, kamu cantik sekali”Melihat kegembiraan dari para murid muridnya, Xia tidak berkuasa untuk menangis,Tidak peduli berapa banyak air mata yang di teteskan nya dan berapa banyak derita, keluh kesan dan kisah sedih yang dia lalui dalam 6 bulan, Xia merasakan semua kisah sedih dan penderitannya itu sangat seimbang dan pantas untuk harga yang dia bayar untuk melihat apa yang Xia lihat saat itu. Setelah beberapa hari di rumah, Xia kembali ke kota. Pada bulan ke tujuh, sekolah telah mempunyai lapangan bermain yang baru. Pada bulan ke delapan, sekolah membangun lapangan basket…pada bulan ke sembilan, setiap murid mempunya pensil yang baru. Pada bulan ke 10, sekolah mempunya bendera nasional sendiri, setiap murid bisa menaikan bendera setiap hari nya.

Hingga suatu waktu Xia dikenalkan kepada seorang businessman. Sang pengusaha luar asing bersedia membayar 3000 rmb buat satu malam. Dengan pikiran yang lelah yang telah dia lalui bbrp tahun lalu, Xia dengan lelah menuju hotel sang pengusaha asing. Dia bersumpah bahwa itu adalah pekerjaan kotor yang terakhir bagi dia dan setelah itu dia akan kembali ke desa dan bersama sama murid muridnya di sekolah. Akan tetapi nasib berkata lain sungguh tragis telah terjadi malam itu dimana Xia bersumpah untuk terakhir kali nya, Xia di diperkosa dan di siksa hingga terbunuh oleh 3 pengusaha asing tersebut. Xia baru saja bertambah umur nya menjadi umur 21 tahun. Xia saat itu juga meninggal tanpa mencapai keinginan yang terakhir, yaitu untuk membangun satu kelas bagus dengan 2 komputer yang bisa digunakan oleh murid murid.

Seorang pelacur telah meninggal dunia… keheningan yang di penuhi air mata. Saat itu langit kota ShenZen masih berwarna biru seperti lautan. Para murid2, guru2 dan beberapa ratus penduduk menghadiri acara pemakaman Xia di desa kecil bernama “GanShu” Pada saat itu, semua hanya bisa melihat foto hitam putih dari Xia dalam foto itu Xia mengikat rambut nya 2 dengan senyuman bahagia… Kepala sekolah membuka diary Xia dan membacakanya di depan para murid murid nya dan Xia menulis “Sekali melacur, bisa membantu satu anak yang tidak bisa sekolah. Sekali menjadi wanita simpanan, bisa membangun sebuah sekolah yang telah hilang harapan. Bendera setengah tiang dikibarkan.

Pelajar Yang melakukan perbuatan Mesum di Kelas di Depan Temannya

Pelajar Ini Mesum di Kelas di Depan Temannya


SAMARINDA,— Sebanyak 14 pelajar Madrasah Tsanawiah Model Samarinda, Kalimantan Timur, dipecat akibat berbuat mesum di dalam kelas. Informasi yang berhasil dihimpun menunjukkan bahwa terbongkarnya kasus itu bermula dari laporan kepada seorang guru yang menyebut adanya perbuatan mesum sejumlah pelajar MTsN Model di Samarinda itu.

Pada minggu pertama dan kedua Februari 2010, MTsN Samarinda itu kemudian membentuk tim khusus untuk menyelidiki kebenaran informasi tersebut.

Tim kemudian memantau dengan cara meninggalkan ruang kelas dan melarang pelajar keluar dari ruangan.

Hasilnya, mereka menemukan 14 pelajar, yang terdiri dari 7 pelajar putri dan 7 pelajar putra mulai kelas I hingga kelas III, melakukan perbuatan tak senonoh di dalam kelas.

"Mereka kedapatan melakukan perbuatan mesum di dalam kelas pada jam istrahat atau di belakang gedung sekolah. Bahkan ada yang melakukannya di hadapan pelajar lain," ujar seorang pelajar kelas III MTsN Model Samarinda, Sidiq Irjali.

Pelajar MTsN Model Samarinda lainnya, Hariyadi, mengaku malu dengan kejadian tersebut.

"Kami sudah lama mendengar informasi itu, bahkan di sekolah isu tersebut sudah menyebar. Selain melakukan perbuatan tak senonoh seperti berpeluk-pelukan di dalam kelas dan di areal sekolah, di antara mereka yang dikeluarkan itu juga sering merokok," kata Hariyadi.